Daging merupakan salah satu hasil produk utama ternak yang mempunyai nilai gizi tinggi selain susu dan telur. Daging yang beredar dipasaran sebagian besar adalah daging dari ternakseperti sapi, kambing, domba dan ayam. Belakangan ini banyak ditemukan beredarnya daging yang tidak sehat seperti ditemukannya daging gelonggong dan tercemar antraks pada sapi, kemudian daging tiren pada ayam. Selain kejanggalan diatas juga perlu diperhatikan dengan semakin mahalnya harga daging tersebut pada beberapa terakhir bulan ini, apalagi mendekati hari-hari besar seperti hari raya idul fitri, natal dan hari-hari besar yang lainnya.
Semakin maraknya daging gelonggong dan ayam tiren dipasaran, hal ini membuat para konsumen takut untuk membeli daging yang terbebas dari penyakit dan sehat dikonsumsi. Namun hal ini tidak perlu ditakuti, perlu diketahui selain sapi, kambing, domba, dan ayam. Kelinci merupakan salah satu komoditi peternakan yang potensial sebagai penyedia daging, dimana dalam satu siklus reproduksi seekor kelinci dapat memberikan 8 – 10 ekor anak dan pada umur 8 minggu, bobot badannya dapat mencapai 2 kg atau lebih. Secara teoritis, seekor induk kelinci dengan berat 3 – 4 kg dapat menghasilkan 80 kg karkas per tahun.
Daging kelinci jika dibandingkan dengan daging ayam, sapi, domba, dan babi, daging kelinci mengandung lemak dan kolesterol jauh lebih rendah, tetapi proteinnya lebih tinggi, Kandungan lemak kelinci sebesar 8 %, sedangkan daging ayam, daging sapi, daging domba dan daging babi masing-masing 12 %, 24 %, 14 % dan 21 %. Kadar kolesterol daging kelinci sekitar 164 mg/100 gram, sedangkan daging ayam, domba, sapi, kambing dan babi berkisar 220 – 250 mg/100 g daging. Kandungan protein daging kelinci mencapai 21 %, sementara ternak lainnya hanya 17 – 20 %.
Daging kelinci berserat halus, rasanya lezat. Kandungan airnya sedikit lebih tinggi (67,9 %) dibandingkan daging ayam (67,6 %), sapi (55,0%), atau domba (55,8%). Warna daging kelinci putih seperti daging ayam, hanya sedikit mengandung tulang dan lemak. Kalau daging ruminansia (sapi, kambing dan domba) banyak mengandung kolesterol. Sebaliknya daging kelinci termasuk rendah kolesterol. Selain tiu daging kelinci empuk dan mudah dicerna, terutama yang berasal dari kelinci muda. Daging kelinci sangat baik dikonsumsi anak-anak, remaja, maupun orang dewasa, terlebih yang lemah perut. Daging kelinci segar tahan 4 – 6 bulan disimpan dalam freezer, sementara daging yang telah dimasak akan tahan selama dua bulan. Penyimpanan dalam kulkas sebaiknya jangan lebih dari 16 jam.Untuk lebih jelasnya berikut tabel kadar kolesterol daging kelinci dan tabel kandungan gizinya jika dibandingkan dengan daging ternak lainnya.
Tabel Kadar Kolesterol Daging Kelinci Dan Jenis Ternak Lainnya
Jenis Daging | Kadar Kolesterol (Asam Lemak) | |
Jenuh (%) | Tak Jenuh (%) | |
Kelinci | 39 | 61 |
Ayam | 34 | 66 |
Itik | 30 | 70 |
Kambing | 61 | 39 |
Domba | 59 | 41 |
Sapi | 50 | 50 |
Tabel Kadar Gizi Daging Kelinci dibandingkan dengan Ternak Lainnya
Jenis Daging | Protein (%) | Lemak (%) | Kadar Air (%) | Kadar Kalori (%) |
Kelinci | 20,8 | 10,2 | 67,9 | 7,3 |
Ayam | 20,0 | 11,0 | 67,6 | 7,5 |
Anak sapi | 18,8 | 14,0 | 66,0 | 8,4 |
Kalkun | 20,1 | 28,0 | 58,3 | 10,9 |
Sapi | 16,3 | 22,0 | 55,0 | 13,3 |
Domba | 15,7 | 27,7 | 55,8 | 13,1 |
Babi | 11,9 | 40,0 | 42,0 | 18,9 |
Dari tabel diatas dapat kita lihat daging kelinci mempunyai keunggulan dari kandungan protein yang lebih tinggi dari daging ternak lainnya, dan mempunyai kandungan kolesterol yang rendah bila dibandingkan kandungan kolesterol daging ayam, itik, kambing, domba dan sapi. Daging dengan kandungan kolesterol yang rendah dan sampai sekarang masih terbebas penyakit, sehingga daging kelinci ini dapat dijadikan suatu alternatif sebagai pengganti daging sapi, domba dan ternak lainnya yang sekarang sudah tercemar antraks dan penyakit lainnya yang membahayakan bagi kesehatan bagi para pengkonsumsi.
Selain kandungan daging yang baik untuk dikonsumsi dan menyehatkan, daging kelinci juga bisa di buat olahan makanan seperti sate. Selain sate daging kelinci juga bisa di olah menjadi produk inovasi baru seperti abon, bakso, burger, dendeng, gule, kornet, nugget, sosis dan produk olahan lainnya yang berbahan dasar daging kelinci.
3 komentar:
sumbernya kurang ilmiah... tolong kasih refrensi, misal, hasil penelitian dr. xxx atau diambil dari buku, xxxx
info yg bagus,, sayang ga ada sumbernya..bisa minta sebutkan sumbernya?
blognya dah gak pernah di urus apa sudah gak jualan sih
Posting Komentar